MENUTUP AIB SAUDARA MUSLIM




Kisah Umar r.a. dan Seorang Kakek Tua

Abu Syaikh rah.a mengeluarkan hadits dari As-Suddi rah.a beliau berkata : Suatu malam Amirul Mu'minin Umar bin Khattab r.a. keluar bersama Abdullah bin Mas'ud r.a. untuk berjaga malam. Lalu mereka melihat cahaya, kemudian beliau mencari di mana sumber cahaya tadi berasal, hingga masuk kedalam sebuah rumah, ternyata itu adalah cahaya lampu minyak. Disitu beliau memergoki seorang kakek tua sedang duduk santai dengan segelas minuman dihadapannya, sambil menikmati nyanyian budak wanitanya.Ia tidak merasa Umar r.a. telah masuk, sehingga Umar r.a. mendatanginya dan berkata, "Belum pernah aku melihat pemandangan yang lebih buruk daripada yang kulihat malam ini, seorang tua bangka yang tinggal menunggu ajalnya maksiat kepada Rabbnya.".

Kakek itu mendongkakkan mukanya sambil memandang Umar r.a., lalu berkata, "Wahai Amirul Mu'minin, bahkan perbuatanmulah yang lebih buruk, anda telah mencari-cari keburukan orang lain, padahal perbuatan itu dilarang dan anda telah masuk rumah saya tanpa izin." Umar r.a. berkata, "Engkau benar.".

Kemudian Umar r.a. keluar meninggalkannya sambil menggigit bajunya dan menangis, lalu ia berkata pada dirinya sendiri, "Ibumu kehilangan dirimu wahai Umar, celaka kamu jika Tuhanmu tidak mengampunimu. Ia (Umar r.a.) memergoki dan menghardik orang tua ini, padahal ia sedang bersepi-sepi dengan keluarganya." 

Lalu orang tua itu berkata, " Umar r.a. telah melihatku dan mencari-cari kesalahanku." Semenjak peristiwa itu kakek tua tadi tidak pernah hadir di majelisnya Umar r.a.

Suatu hari, ketika beliau (Umar r.a.) berada di Majelisnya, kakek tua itu datang dengan sembunyi-sembunyi, hingga ia duduk paling belakang. Umar r.a. pun melihatnya lalu beliau r.a. memanggilnya, "Hai, Orang tua, kemarilah!" Orang-orang di majelis itu berkata pada kakek tua itu "Segeralah menghadap Amirul mu'minin!" lalu kakek tua itu berdiri, dalam hatinya ia menyangka Umar r.a. pasti akan membuka aibnya dan mengabarkan apa yang ia lihat ketika itu. Kemudian Umar r.a. berkata kepadanya, "Dekatkanlah telingamu kesini!" lalu Umar r.a. membisikkan sesuatu, "Dmi DzatYang Mengutus Muhammad Saw sebagai Rasul, sungguh aku tidak mengabarkan kejadian yang kulihat malam itu kepada siapapun, bahkan kepada Ibnu Mas'ud yang berjaga bersamaku." 
Lalu kakek tua itu menimpali, "Wahai Amirul mu'minin, Dekatkanlah telinga anda kesini!" kemudian ia membisikkan sesuatu, "Dmi DzatYang Mengutus Muhammad Saw sebagai Rasul, dmikian juga aku tidak mengabarkan tindakan anda pada malam itu. Sungguh semenjak malam itu, aku tidak pernah mengulangi lagi perbuatanku hingga aku berada di majelis anda ini."
Mendengar hal itu, serta merta Umar r.a. bertakbir  dengan lantang "Allahu Akbar!" Dan orang-orang dimajelis itu tidak tahu apasebabnya beliau r.a. bertakbir. (Kanzul 'Ummal, dalam "Semesta Hikmah Dalam Untaian Kisah", Abdullah Ahmad Taufiq, 2011).

Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda:
لَا يَسْتُرُ عَبْدٌ عَبْدًا فِي الدُّنْيَا إِلَّا سَتَرَهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Tidaklah seorang hamba menutupi aib hamba lainnya di dunia, melainkan Allah akan menutupi aibnya di hari kiamat kelak.” (HR. Muslim no. 2590)

Dari Abdullah bin Umar radhiallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لَا يَظْلِمُهُ وَلَا يُسْلِمُهُ مَنْ كَانَ فِي حَاجَةِ أَخِيهِ كَانَ اللَّهُ فِي حَاجَتِهِ وَمَنْ فَرَّجَ عَنْ مُسْلِمٍ كُرْبَةً فَرَّجَ اللَّهُ عَنْهُ بِهَا كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Seorang muslim dengan muslim yang lain adalah bersaudara, dia tidak boleh berbuat zhalim dan aniaya kepada saudaranya. Barangsiapa yang membantu kebutuhan saudaranya, maka Allah akan memenuhi kebutuhannya. Barangsiapa yanga membebaskan seorang muslim dari suatu kesulitan, maka Allah akan membebaskannya dari kesulitan pada hari kiamat. Dan barangsiapa yang menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutupi aibnya pada hari kiamat kelak.” (HR. Muslim no. 2850)

Dari Ibnu Umar radhiallahu anhu dia berkata: Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam menaiki mimbar lalu menyeru dengan suara yang lantang:
يَا مَعْشَرَ مَنْ أَسْلَمَ بِلِسَانِهِ وَلَمْ يُفْضِ الْإِيمَانُ إِلَى قَلْبِهِ لَا تُؤْذُوا الْمُسْلِمِينَ وَلَا تُعَيِّرُوهُمْ وَلَا تَتَّبِعُوا عَوْرَاتِهِمْ فَإِنَّهُ مَنْ تَتَبَّعَ عَوْرَةَ أَخِيهِ الْمُسْلِمِ تَتَبَّعَ اللَّهُ عَوْرَتَهُ وَمَنْ تَتَبَّعَ اللَّهُ عَوْرَتَهُ يَفْضَحْهُ وَلَوْ فِي جَوْفِ رَحْلِهِ
“Wahai sekalian orang yang hanya berislam dengan lisannya namun keimanan belum tertancap di dalam hatinya. Janganlah kalian menyakiti kaum muslimin, jangan pula kalian memperolok mereka, dan jangan pula kalian menelusuri.mencari-cari aib mereka. Karena barangsiapa yang mencari-cari aib saudaranya niscaya Allah akan mencari-cari aibnya, dan barang siapa yang aibnya dicari-cari oleh Allah niscaya Allah akan mempermalukan dia meskipun dia berada di dalam rumahnya sendiri.” (HR. Abu Daud no. 4236 dan At-Tirmizi no. 2032)

 "LAA ILAAHA ILLALLAH"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel